Artikel dengan Tag Berita Halaman 3 dari 5

Bursa Saham Amerika Naik, Emas Turun

Harga emas dunia turun dipicu penguatan data ritel penjualan Amerika Serikat (AS) sehingga menekan permintaan akan emas dan mendorong kenaikan bursa saham AS.

Harga emas hri ini terpantau berada pada level $1210-1220an per ounce, sedangkan harga perak dunia berada pada posisi $17an per ounce.

Rilis data ekonomi AS saat ini memberi pengaruh penting terhadap harga emas dunia hari ini. Data ritel yang melebihi harapan dan klaim pengangguran yang berada pada angka 294 ribu elah membuat ketertarikan terhadap emas agak pudar.

Bursa saham AS menguat pada perdagangan saham hari Kamis waktu setempat walau sebelumnya dilanda aksi jual. Investor pada akhirnya mencari investasi relatif aman seperti emas di kala kondisi bursa saham global yang sedang mengalami tekanan.

Harga emas dalam negeri Indonesia sendiri, Logam Mulia LM Antam 12 Desember 2014 tidak mengalami perubahan harga baik harga jual emas ataupun harga beli emas.

Harga Minyak Dunia Turun Ke Posisi Terendah, Harga Emas Gagal Naik Lagi

Meski harga emas lokal di Indonesia, yaitu LM Antam, berada pada harga jual yang sama dengan hari kemarin, harga emas dunia hari ini mengalami penurunan. Salah satu kaitannya adalah kejatuhan harga minyak dunia.

Berdasarkan Kitco, Kamis 11 Desember 2014, harga emas dunia hari ini berada di level $1200an per ounce. Sedangkan kemarin harga logam mulia sempat menyentuh level 1.239 dollar amerika per ounce.

Hanya minyak mentah terus merosot setelah organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) menyatakan bahwa kemungkinan besar permintaan minyak mentah pada tahun depan akan mengalami penurunan.

Harga Minyak Dunia Turun Ke Posisi Terendah

Harga minyak dunia turun ke level terendah dalam lima tahun terakhir setelah keluarnya dua laporan mengenai pasokan minyak dunia saat ini yang ternyata lebih tinggi dibanding dengan permintaan.

Harga minyak mentah terus mengalami penurunan sejak pertengahan Juni lalu dan apabila ditotal, harga komoditas minyak telah jatuh sekitar 43 persen.

Berdasarkan BBC News Business, Kamis 11 Desember 2014, Harga minyak mentah jenis Brent turun sebesar US$ 2,19 per barel atau sebesar 3,28 persen dibanding dengan perdagangan sebelumnya.

Organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) mengeluarkan laporan bahwa akan ada penurunan permintaan global akan minyak dunia pada tahun 2015.

Laporan lainnya adalah yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat (AS). Berdasarkan laporan tersebut seperti yang disarikan oleh Liputan6, juga menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah negara tersebut juga cukup tinggi sehingga mendorong penurunan harga minyak.

Departemen Energi AS menjelaskan bahwa ada peningkatan stok minyak mentah yang cukup signifikan pada pekan lalu yaitu mencapai 1,56 juta barel.

Kenaikan stok tersebut menyebabkan menurunan harga bensin, bahan bakar pesawat terbang dan minyak pelumas.

Oleh karena itu, Departemen Energi Amerika memperkirakan bahwa harga bensin di AS akan turun sebesar 23 persen menjadi US$ 2,60 per galon pada tahun depan.

Harga Emas Dunia Kembali Bergairah

Harga emas dunia naik sebesar 2,9 persen mencapai US$ 1.238,10 per ounce atau naik sekitar 2,1 persen seperti dikutip dari Reuters, Rabu (10/12/2014).

Harga emas naik dunia hampir 3 persen dan berada di posisi tertinggi sejak akhir Oktober 2014. Harga emas dalam negeri Indonesia, khususnya harga emas Antam naik hingga 10 ribu rupiah per satu gram.

Hal ini dikarenakan investor mulai berhati-hati atas kebijakan The Federal Reserve AS yang mendorong penurunan mata uang dolar amerika. Salah satu kebijakannya adalah mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk "waktu yang cukup".

Mata uang Yen Jepang, menjadi pemicu penurunan dalam dolar AS, jatuh sebesar 1,1 persen terhadap beberapa mata uang. Penurunan ini merupakan yang terbesar dalam satu hari terhadap yen dalam delapan bulan.

Melemahnya mata uang dollar amerika ini dan adanya keengganan investor terhadap risiko meningkatkan daya tarik emas sebagai alternatif investasi.

Harga emas dunia selanjutnya pada waktu dekat akan tergantung pada nilai mata uang dolar amerika dan jangka waktu dari langkah The Fed untuk menaikkan suku bunga.

Tingkat yang lebih tinggi akan menurunkan permintaan emas. Harga emas fisik sendiri di konsumen China merosot 50 sen per ounce.

Harga Emas Naik Terdongkrak Harga Minyak Dunia

Harga emas kembali naik setelah sempat mengalami penurunan tajam.

penguatan harga minyak mentah dunia menjadi penyebab penguatan harga emas saat ini sehingga menyebabkan permintaan akan logam mulia kembali naik dengan adanya kenaikan harga minyak.

Mengutip Xinhua pada hari Kamis 04 Desember 2014, pada bulan Desember harga emas dunia naik US$ 9,3 atau 0,78 persen menjadi berada di level US$ 1.208,7 per ons. Untuk minyak mentah WTI naik 0,21 persen menjadi US$ 67,02 per barel.

Sementara itu, Automatic Data Processing Inc. (ADP) memberi laporan bahwa bahwa pertumbuhan gaji karyawan swasta lebih buruk dari yang diperkirakan untuk bulan November kemarin. Dengan memburuknya data pendapatan tersebut akan membuat harga emas sedikit melambat menurut para analis.

Rupiah Merosot

Sementara itu di dalam negeri Nilai tukar rupiah terus merosot terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan sudah menembus level Rp 12.318 per dolar AS.
Level nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ini dinilai Pengamat Valas yang bernama Farial Anwar sudah sangat mengkhawatirkan karena akan mengganggu perekonomian Indonesia.

Menurut Farial seperti dikutip dari Liputan6, dampak dari anjloknya kurs rupiah dapat mengakibatkan kredit macet, serta kewajiban pembayaran utang dan bunga utang semakin membengkak. Penyebab turunnya rupiah dan naiknya kurs mata uang dollar AS disebabkan faktor sentimen dan fundamental ekonomi Indonesia. Sedangkan faktor sentimen global datang dari rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed, AS.

Faktor global inilah yang mengakibatkan penurunan harga di sejumlah komoditas seperti minyak mentah, emas, batubara, nikel dan lainnya. Kondisi ini memicu peralihan investasi para pelaku pasar dari komoditas ke kurs mata uang dolar AS.

Harga Minyak Dunia Turun, Harga Emas Turun

Referendum kepemilikan emas oleh Bank Sentral Swiss akan dirilis pekan ini sepertinya akan membuat harga emas bulan desember 2014 akan mudah bergerak naik atau turun. Sejauh ini pemungutan suara di Bank Sentral Swiss menunjukkan peningkatan pembelian emas akan batal dilakukan.

Sementara itu, pakar strategi pasar senior di CMC Markets, Colin Cieszynski mengatakan penurunan harga minyak dunia usai pertemuan OPEC pekan lalu akan berpengaruh negatif pada harga emasi. Faktor harga minyak dunia sepertinya menentukan pergerakan harga emas saat ini, dimana penurunan harga emas juga disebabkan karena sentimen harga minyak dunia saat ini yang sedang turun.

harga minyak dunia saat ini yang menjadi patokan West Texas Intermediate turun menjadi di bawah US$ 70 per barel untuk pertama kalinya dalam lebih empat tahun.

Harga minyak West Texas untuk pengiriman Januari 2015 turun US$ 4,64 atau 6,3 persen ke level US$ 69,05 per barel. Kontrak global Brent untuk pengiriman Januari 2015 turun US$ 5,17 atau 6,7 persen ke level US$ 72,58 per barel di Bursa ICE Future Europe.

Dalam pertemuan di Wina, Austria, sebanyak 12 negara yang tergabung dalam OPEC secara yang secara bersama - sama setuju utnuk tetap memasang target memproduksi 30 juta barel per hari.

Sepanjang 2013 Rupiah Turun 26,42% dan Emas Turun 27,22%

Nilai tukar rupiah terus melemah di pengujung tahun. Rupiah bahkan mulai menembus level Rp 12.300 per dolar Amerika Serikat (AS).

Menurut data Bank Indonesia pada 30 Desember 2013, kurs tengah Bank Indonesia (BI) tercatat Rp 12.270  per dolar AS. Untuk kurs jual sebesar Rp 12.331 dan kurs beli sebesar Rp 12.209.

Berdasarkan Business Review Online, Sepanjang tahun 2013 rupiah melemah 26,42 persen. Hal tersebut menjadikan Rupiah menjadi mata uang di Asia yang mengalami pelemahan terburuk jika dibandingkan dengan mata uang lain seperti rupee India, yen Jepang, peso Filipina, ringgit Malaysia atau baht Thailand.

Menurut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, penurunan Rupiah terjadi dikarenakan kebutuhan valas yang tinggi, namun persediaan dolar Amerika tidak sebanyak permintaan dimana sebagian besar permintaan tersebut terjadi karena kebutuhan korporasi - korporasi di Indonesia untuk pembayaran dividen, pelunasan pinjaman, repatriasi keuntungan.

Selain itu, Indonesia juga memiliki masalah struktural seperti defisit transaksi berjalan selama 26 bulan. Besarnya depresiasi rupiah itu menunjukkan cerminan ekonomi akibat besarnya impor, mulai dari impor BBM, bahan pangan yang jumlahnya lebih besar dibanding ekspor.

Dalam laporan Bank Dunia "Indonesia Economic Quarterly" yang terbit pada Desember 2013 juga disebutkan bahwa permintaan dolar Amerika yang tinggi untuk kebutuhan pembiayaan dan utang luar negeri merupakan faktor utama pelemahan mata uang Rupiah sejak Oktober 2013.

Harga Emas Turun sebesar 27,22%

Selain Rupiah, berdasarkan data dari Kitco, pada tahun 2013 harga emas dunia juga mengalami penurunan yang tajam sebesar 27,22% dan ditutup pada level $1205-an per ounce. Pelemahan harga emas tersebut sepanjang pengamatan kami faktor utamanya adalah isu tappering dari The Fed.

Normalnya dimana harga emas Dunia saat ini $1200-an per ounce, harga emas di Indonesia seharusnya berada di angka Rp. 400.000 per gram. Namun karena rupiah itu sendiri juga lemah terhadap Dollar AS, harga emas di Indonesia cenderung stabil bahkan bergerak menguat seiring pelemahan Rupiah terhadap Dollar.

"Wait And See" Keputusan The Fed Harga Emas Tak Beranjak

Harga emas dunia mengalami penurunan tertinggi sejak Juni 2013.

Harga emas dunia dan pasar finansial saat ini menanti keputusan The Fed apakah akan melakukan pengurangan program stimulus ekonomi yang sedang berlangsung saat ini.

The Fed dijadwalkan meeting pada hari selasa dan rabu waktu setempat rencananya akan membahas mengenai program stimulus ekonomi atau yang biasa dikenal Quantitative Easing.

Berdasarkan Kitco, selain faktor kebijakan the Fed, ada tiga faktor lain yang mendorong kejatuhan harga emas dunia saat ini. Pertama adalah mengenai Suriah.

Lalu yang kedua adalah loyonya permintaan emas fisik terutama dari India dimana kebijakan baru dari Pemerintah India telah membuat permintaan emas menurun.

Ketiga adalah Presiden Obama yang mencalonkan Lawrence Summers sebagai pimpinan the Fed selanjutnya. Meski pada akhirnya Lawrence Summers mengundurkan diri dari pencalonan pimpinan The Fed.

Lalu untuk pergerakan harga emas minggu ini, berdasarkan Kitco Weekly Gold Survey, 21 dari 36 orang partisipan yang memberikan respon mengenai harga emas, 10 orang atau 45,45% menyatakan harga emas akan naik, 11 orang atau 50% menyatakan harga emas akan turun, dan sisanya atau sebesar 4,54% menyatakan netral.

BI Rate Belum Mampu Dongkrak Rupiah
Di Indonesia sendiri, meski BI rate naik sebesar menjadi 7,25 persen, namun sepertinya tidak banyak berpengaruh untuk membuat Rupiah naik kembali.

Seperti kita tahu, nilai tukar mata uang Rupiah dan Dollar Amerika sangat berpengaruh terhadap harga emas di Indonesia. Saat ini Rupiah masih dibawah tekanan dan berada di level Rp 11.000-an.

Menurut Merdeka, laju Rupiah kali ini kontradiktif dengan kenaikan BI rate. Biasanya Rupiah diuntungkan dengan adanya kenaikan BI Rate karena meningkatkan rate Rupiah dibandingkan mata uang lainnya.

Selain itu, adanya revisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh BI menjadi 5,5 persen - 5,9 persen dari sebelumnya 5,8 persen - 6,2 persen juga turut berimbas negatif pada Rupiah.

Setelah Pelemahan Rupiah, Sanggupkah Isu Suriah dan Stimulus Ekonomi Angkat Harga Emas?

Adanya potensi bahwa militer Amerika akan menyerang Suriah dan adanya kemungkinan the Fed akan mengurangi program stimulus ekonominya telah sukses mempengaruhi harga emas dunia setelah selama Agustus tercatat harga emas naik 5,9 persen dan di Indonesia sendiri harga emas telah melonjak tajam karena adanya pelemahan mata uang Rupiah terhadap dollar Amerika.

Pada periode 02 - 06 September 2013 harga emas ditutup menguat pada level $1388-an per ounce setelah melemah turun dibawah $1400 per ounce dna menyentuh level $1359-an per ounce.

Para analis menyatakan, bahwa isu Suriah dan pengurangan stimulus ekonomi the Fed telah menimbulkan ketidakpastian. Apalagi ditambah dari pihak Rusia yang menyatakan akan "membantu" Suriah apabila diserang oleh Amerika dan hal ini secara tidak langsung Rusia telah memberi sinyal agar Amerika tidak menyerang Suriah.

Kongres Amerika akan pulang dari liburan musim panas dan keputusan penyerangan Suriah akan ditetapkan saat kongres Amerika aktif kembali. berdasarkan Kitco, pada hari Jumat kemarin presiden Rusia menyatakan akan "membantu" Suriah dan telah membuat ketegangan antar negara tersebut semakin tinggi.

Stimulus ekonomi merupakan faktor utama yang menyebabkan harga emas dunia naik dalam beberapa tahun terakhir ini dan sebagai logam mulia yang digunakan untuk melawan inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Harga logam mulia emas dunia mencapai level tertingginya pada 06 September 2011 dua tahun lalu. Namun secara year-to-date, harga emas dunia telah turun sebanyak 17 persen.

Selain isu Suriah dan pengurangan stimulus the Fed, berdasarkan Kitco harga emas dapat naik mengingat adanya perintaan fisik emas di Asia, terutama di India yang siap mendongkrak harga emas.

Dalam Kitco News Gold Survey dari 36 participants, 20 memberikan respon. Dari 20 responder tersebut, 13 menyatakan harga emas akan naik, enam responder menyatakan harga emas akan turun dan seorang menyatakan netral partisipan terdiri dari bullion dealers, investment banks, futures traders, money managers dan technical-chart analysts.

Dalam Sepekan Emas Naik 1,6 persen, Emas Antam naik Rp. 18.000 per gram

Pada pekan 19 - 23 Agustus 2013, harga emas global naik sekitar 1,6 persen. Sedangkan perak performanya jauh lebih baik, yaitu mencapai kenaikan hampir 4 persen.

Harga emas dunia naik sekitar pada hari Jumat 23 Agustus 2013 dan hampir berada pada level $1400 per ounce. Salah satu faktor penyebabnya adalah Rendahnya penjualan rumah baru di Amerika menimbulkan harapan bahwa the Federal Reserve / The Fed tidak akan mengubah kebijakan stimulus ekonomi yang saat ini sedang berjalan.

Penjualan rumah baru di Amerika Serikat turun lebih dari 13 persen pada Juli ke level terendah dalam sembilan bulan. Berdasarkan Reuters, data Departemen Perdagangan juga jauh lebih lemah dari yang diharapkan, bahkan selama sebulan ketika stimulus Fed tetap berjalan.

Lalu pada bulan September mendatang, seperti kutip dari Kitco, ada beberapa laporan seperti laporan pekerjaan dan pertemuan The Fed yang membahas tentang Quantitative Easing dimana hal ini dapat berpengaruh pada harga emas.

Banyak yang memperkirakan bahwa akan terjadi pengurangan stimulus pada bulan September melihat ekonomi Amerika serta Cina dan Eropa. Jika stimulus benar - benar dikurangi atau dihentakan sama sekali, biasanya harga emas dunia ikut terpengaruh.

Dari Kitco News Gold Survey untuk 26 - 30 Agustus 2013 sendiri banyak yang memperkirakan harga emas tetap dalam tren naik. Dari 36 partisipan, 23 orang memberikan repon. Hasilnya adalah sebanyak 15 orang melihat harga emas naik, 7 orang menyatakan harga logam mulia emas dunia turun dan sisanya sebanyak satu orang menyatakan netral.

Di Indonesia sendiri, ditengah guncangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) emas logam mulia produksi dari Antam melonjak 18.000 dalam sepekan sebagai lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Sebagai informasi, harga emas batangan di Unit Bisnis Pengolahan dan Penjualan unit Logam Mulia PT Aneka Tambang hari rabu. Pada hari Senin (19/8) harga pecahan 1 gram emas antam dibuka pada harga Rp 521.000, lalu turun pada hari Selasa (20/8) menjadi Rp 520.000 untuk pecahan 1 gram. Kemudian naik hingga akhir pekan dari Rabu (21/8) Rp 522.000, Kamis (22/8) sebesar Rp 530.000 dan pada hari Jumat (23/8) ditutup pada harga Rp 539.000 untuk pecahan 1 gram.

Sempat Turun Karena Profit Taking, Emas Kembali Kinclong

Setelah kemarin sempat mengalami penurunan hingga ke level $1351-an per ounce karena adanya aksi ambil untung, harga emas dunia terbaru saat ini kembali menguat menyentuh di level $1370 - $1379-an per ounce. Adanya permintaan emas sebagai safe-haven dan turunnya mata uang Dollar menjadi penyebabnya naiknya kembali harga emas seperti dikutip dari Kitco.

Penurunan tajam mata uang Rupee India dan Rupiah Indonesia telah menarik perhatian pelaku pasar, kekhawatiran kondisi di Asia yang akan tertular mulai bergolak. Kenaikan suku bunga di negara - negara maju telah memberikan tekanan pada mata uang negara berkembang seperti Indonesia. Eskalasi di pasar uang oleh Investor mengenai keadaan ini kemungkinan besar akan mendorong permintaan emas sebagai safe haven.

Pada hari Rabu ini the Federal Reserve melalui FOMC minutes akan mengeluarkan risalah dimana risalah ini biasanya menunjukkan apa yang akan dilakukan the Fed terkait kebijakan ekonominya. Selain itu beberapa data ekonomi Cina juga akan dirilis pada hari kamis.

Mesir dimana pergolakan antara masyarakat sipil dan militer masih terjadi juga masih menjadi perhatian trader dan investor. Meningkatnya kekerasan akan berdampak pula pada pasar dan juga bisa mendorong kenaikan permintaan untuk aset sebagai safe haven, termasuk emas.

Harga Emas Dunia Masih Melanjutkan Penguatan

Harga emas dunia masih dalam tren naik yang disebabkan oleh adanya data Amerika yang menunjukkan pelemahan.

harga bullion emas dunia minggu lalu ditutup menguat lima persen, sedangkan harga perak dunia menguat 14 persen dimana kenaikan harga perak dunia ini merupakan kenaikan harga perak mingguan terbesar dalam lima tahun terakhir.

Dikutip dari Reuters, permintaan emas di Cina dan India melonjak hingga masing - masing mencapai 1000 ton pada tahun 2013 ini dimana data ini diambil dari World Gold Council.

Sentimen konsumen AS surut pada bulan Agustus dan perumahan konstruksi naik kurang dari yang diharapkan bulan Juli lalu, akibatnya berpotensi mengurangi harapan adanya percepatan dalam kegiatan ekonomi di
kuartal ketiga 2013 ini dan meningkatkan daya tarik emas sebagai safe haven.

Data ekonomi Amerika saat ini sedang banyak dipantau oleh investor untuk mengukur kapan kira - kira Federal Reserve AS akan mulai mengurangi stimulus ekonomi yang sedang berjalan. Selain itu, risalah pertemuan kebijakan bulan Juli The Fed dijadwalkan akan dirilis pada hari Rabu ini dimana hal ini sedikit banyak akan mempengaruhi harga emas dunia.

Naik 5 Persen, Emas Mengalami Kenaikan Mingguan Terbesar

Harga emas dunia ditutup hampir 1 persen pada hari Jumat 16 Agustus 2013. Secara keseluruhan logam mulia emas telah naik sekitar 5 persen dalam minggu ini dan ditutup di level $1376-an per ounce.

Hal ini merupakan kenaikan mingguan terbesar harga emas dunia dalam lima minggu. Data ekonomi Amerika yang mengecewakan dan krisis Mesir merupakan sebab utama.

Harga perak dunia sendiri juga mengalami kenaikan sebesar 1,5 persen dan dalam minggu ini telah naik sebesar 14 persen seperti dikutip dari Reuters. Kenaikan ini merupakan kenaikan terbesar dalam lima tahun. Harga perak ditutup pada level $23-an per ounce.

Sempat berada dibawah level $1360-an per ounce, logam mulia emas sepertinya mulai naik kembali setelah data ekonomi Amerika, seperti consumer confidence dan residential construction, berada pada posisi yang mengecewakan. Selain itu, adanya permintaan emas sebagai safe-haven karena krisis Mesir juga ikut mempengaruhi harga emas.

Lalu berdasarkan Kitco News Gold Survey, dari 36 partisipan dan 25 orang yang merespon. Dari 25 partisipan tersebut, 21 partisipan melihat harga emas kemungkinan besar naik untuk peride 19 - 23 Agustus, dua orang menyatakan turun dan dua orang lainnya menyatakan netral. Partisipan diikuti oleh bullion dealer, investment bank, future traders, money manager dan technical-chart analysis.

Krisis Mesir dan Dollar AS Lemah, Harga Emas Dunia Melonjak

gambar foto kerusuhan krisis politik kairo mesir terkini
Krisis Mesir. Photo: Mosa'ab Elshamy
Harga emas dunia pada hari Jumat 16 Agustus 2013 naik lebih dari 2 persen, dollar AS dan krisis Mesir merupakan penyebab utamanya.

Selain emas, perak juga mencapai level tertingginya dalam 5 bulan terakhir setelah naik sekitar 5 persen.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, selain melemahnya mata uang dollar AS, melonjaknya harga emas dunia disebabkan oleh adanya sell-off pada pasar saham AS dan naiknya permintaan emas sebagai safe-haven akibat krisis di Mesir seperti dikutip dari Kitco.

Berdasarkan berita, militer pemerintah Mesir menembak masyarakat sipil yang melakukan demonstrasi dan akibatnya korban meninggal lebih dari 500 orang. Kondisi tak menentu inilah yang menyebabkan permintaan emas sebagai safe-haven meningkat.

Disisi lain, adanya laporan data pengangguran yang mengalami penurunan dapat menambah keyakinan para pengambil keputusan The Fed untuk mengurangi program Quantitative Easing yang diprediksi para pengamat sekitar bulan September 2013.

Dollar, Rupiah dan Inflasi - Dapatkah Emas Naik Lagi?

Harga emas logam mulia dunia pada hari Jumat waktu setempat mengalami kenaikan signifikan setelah beberapa waktu sebelumnya diterpa ketidakpastian mengenai stimulus ekonomi The Fed apakah akan dilanjutkan atau tidak.

Harga emas internasional merangkak naik seiring dengan melemahnya dollar AS yang mencapai level terendahnya dalam tujuh minggu ini karena masih adanya kekhawatiran investor bahwa The Fed akan mengakhiri program stimulusnya sekitar bulan depan.

Berdasarkan Reuters, selain disebabkan mata uang dollar AS, harga emas dunia menguat karena data ekonomi Cina yang membaik serta menurunnya produksi pertambangan di Afrika Selatan.

Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah

Inflasi, sederhananya adalah kenaikan harga, dimana kata ini menjadi momok menakutkan bagi tiap negara.

Indonesia saat ini sedang mengahadapi laju inflasi yang tinggi. Berdasarkan Bank Indonesia yang dikutip dari Tempo, inflasi pada bulan Juli 2013 sebesar 3,29 persen. Hal ini lebih tinggi dari perkiraan 2,87 persen. Secara year on year, inflasi Indonesia sudah mencapai 8,61 persen.

Tingginya inflasi biasanya dapat mempengaruhi harga emas. Contohnya di Cina, beberapa waktu lalu saat inflasi Cina tinggi, hal ini mendorong adanya permintaan emas yang tinggi di Cina yang kemudian menyebabkan harga emas menguat.

Lalu terkait dengan mata uang rupiah sedang merosot, juga dapat berdampak dan menjadi sebab harga emas Indonesia naik turun.

Di Indonesia saat ini nilai tukar rupiah merosot terhadap dollar dan patokan harga emas masih dalam dollar, sehingga walau harga emas dalam Dollar Amerika masih sama, namun dalam mata uang Rupiah harganya bisa naik. Nilai tukar rupiah yang sebelumnya sekitar 9000-an, saat ini sudah menembus angka 10.000-an untuk 1 dollar AS.

Melihat kondisi yang ada, mungkinkah emas dapat naik lagi diatas 1500-an per ounce dalam waktu kurang dari setahun?

Emas Kembali Menanti The Fed

Harga emas dunia bergerak datar sebelum penutupan perdagangan pada hari Jumat 26 Juli 2013 sebelum akhirnya turun hingga ke level $1310-an per ounce karena adanya aksi ambil untung berdasarkan Reuters.

Namun pada akhirnya ditutup menguat mencapai level $1330-an per ounce sebagai sikap hati - hati mengingat adanya pertemuan The Fed pada minggu depan.

Diprediksi Turun

Harga emas memang kembali bersinar setelah data laporan orang Amerika Serikat mengajukan tunjangan pengangguran meningkat seperti dikutip dari Kontan. Data ini menjadi salah satu faktor penting bagi Federal Reserve untuk tetap mempertahankan stimulus / Quantitative Easing.

Berdasarkan Departemen Tenaga Kerja, klaim pengangguran AS naik 7.000 menjadi 343.000 orang dalam pekan yang berakhir 20 Juli. Rencana The Fed untuk tetap melanjutkan stimulus membuat harga emas hingga 8,6 persen bulan ini, kenaikan bulanan terbesar sejak Januari 2012.

Meskipun demikian, harga emas tahun ini sempat merosot 21% tahun ini karena salah satu sebabnya mata uang dolar naik lebih dari 4 persen terhadap 10 mata uang utama. Selain itu, penurunan harga logam terjadi karena investor sempat kehilangan kepercayaan pada emas sebagai tempat lindung nilai.

Logam mulia emas diproyeksikan tetap di bawah tekanan di paruh kedua tahun 2013 ini karena investor mengurangi kepemilikannya. Demikian proyeksi dari ABN Amro Group NV mengatakan dalam laporannya hari ini.

ABN Amro Group NV memperkirakan harga emas bisa mencapai rata-rata US$ 1.000 tahun depan dan US$ 840 di tahun 2015.