Artikel dengan Tag Berita Halaman 2 dari 5

Libur Akhir Tahun, Emas Tergerus

Penguatan mata uang dollar AS semakin menekan harga emas dunia saat ini.

Penurunan harga emas dunia ini disebabkan rendahnya permintaan emas sebagai lindung nilai.

Indeks mata uang dolar AS sendiri mampu naik hingga 0,12% terdahap mata uang utama di dunia.

Penurunan harga emas saat ini mencapai 1,1% dimana penurunan ini merupakan penurunan terbesar sejak 22 Desember 2014 lalu. Harga beli kembali / buy back emas Antam sendiri saat ini berada di posisi Rp. 472.000 per gram.

Apabila dihitung sejak akhir September 2014, harga emas sudah turun 2,1% seperti yang dikutip dari Kontan.

Selain dolar, faktor lainnya adalah rendahnya transaksi emas dan perak seiring libur akhir tahun.

Freeport Masih Menjadi Pemegang Tambang Emas Terbesar di Papua

Ada empat perusahaan mineral atau tambang yang telah berhasil menemukan cadangan emas luar biasa besar di tanah Papua yang bahkan setara dengan cadangan emas milik Newmont di Batu Hijau.

Meski begitu, cadangan emas tersebut belum bisa mengalahkan cadangan emas milik PT Freeport Indonesia di Papua seperti dikutip dari Detik.

Menurut Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, R Sukhyar , tambang emas Freeport di Papua merupakan salah satu tambang yang terbesar di dunia dimana berada di 4.000 meter diatas permukaan laut dan mempekerjakan lebih dari 30.000 orang.

Meski harga emas dunia pada 2015 diprediksi sentuh US$1.050 per ounce, Freeport saat ini sedang membangun tambang bawah tanah (underground). Hal ini dikarenakan tambang terbuka (open pit) sudah mulai habis cadangan emasnya.

2015 Emas Diprediksi Sentuh US$ 1.050 per unce

Sepanjang tahun 2014, harga-harga komoditas seperti logam dan minyak dunia mengalami pelemahan yang cukup signifikan.

Berdasarkan Liputan6, harga minyak terus turun hingga menyentuh level US$ 60 per barel dimana angka ini merupakan level terendah sejak Desember 2009.

Tingginya pasokan komoditas logam dan minyak disertai dengan rendahnya harga jual akan menjadi hantaman bagi bisnis komoditas tahun depan 2015.

ANZ melakukan riset terhadap bisnis komoditas, berikut beberapa diantaranya:

1. Pasokan Batu Bara Berlebih
Harga batu bara diprediksi akan melemah pada 2015 meskipun harga batu bara masih bergerak stabil.

Saat ini harga batu bara berkualitas tinggi telah mencapai US$ 126 per ton sepanjang 2014, turun 21 persen dari tahun sebelumnya dan diperkirakan terus melemah hingga US$ 120 per ton pada 2015.

2. Rendahnya Harga Minyak dan Gas
Akan ada pemangkasan produksi pada kuartal ketiga 2015 bagi para produsen non-OPEC.

Hingga waktu tersebut artinya pasokan minyak yang berlebih terus berlangsung.

Harga minyak dunia diperkirakan akan turun hingga 30 persen sepanjang 2015. Harga minyak yang murah juga akan menekan harga gas.

3. Harga Emas Sentuh Level US $1.050 per Ounce
Harga emas dunia sempat menyentuh level terendah pada November tahun 2014 ini.

Hal tersebut dikarenakan emas yang biasanya digunakan sebagai nilai lindung diabaikan para investor yang lebih tertarik menyimpan dollar Amerika yang sedang mengalami penguatan.

Saat ini harga emas dunia sedang tertekan pada penguatan mata uang dollar Amerika dan Goldman Sachs memprediksi penurunan harga emas dunia akan menyentuh level US$ 1.050 per ounce pada Desember 2015.

Keputusan ada ditangan anda apakah tahun 2015 merupakan waktu yang tepat untuk berburu emas.

Harga Emas Dunia Masih Tertekan Ekonomi Amerika

Mendekati akhir tahun harga emas dunia kembali tertekan karena data ekonomi Amerika Serikat yang lebih kuat.

Harga emas dunia saat ini pada level $1.170an per ounce, perak ditutup pada 15,71 dollar AS per ounce dan platinum ditutup pada 1.191,1 dollar AS per ounce.

Meski harga emas dunia masih tertekan, di Indonesia harga emas logam mulia Antam justru mengalami kenaikan Rp. 2.000 per gram untuk buy back.

Menurut Departemen Tenaga Kerja AS jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada pekan lalu. Hal ini dapat dijadikan bukti untuk mendukung pandangan bahwa ekonomi AS bangkit kembali seperti dikutip dari Kompas.

Dalam pekan yang berakhir 20 Desember 2014, angka pendahuluan untuk klaim awal yang disesuaikan secara musiman turun dari 289.000 menjadi 280.000.

Selain itu Biro Analisis Ekonomi AS melakukan revisi pertumbuhan produk domestik bruto kuartal ketiga menjadi lima persen dimana angka terkuat sejak kuartal ketiga pada tahun 2003.

Sementara itu, harga minyak terjadi penurunan juga karena laporan pemerintah menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah AS meningkat lebih dari yang diperkirakan.

Harga Emas Dunia Sentuh $1.178 per Ounce

Harga jual emas dunia mengalami penurunan kembali hingga dibawah level $1.200 per ounce dan menyentuh level $1.178an per ounce.

Berdasarkan Marketwatch, awalnya harga emas dunia naik bersama dengan harga minyak, namun berbaik arah sebelum tengah hari. Harga minyak mengalami kejatuhan ketika harga saham menguat.

Akhir pekan lalu emas dan perak mengalami penurunan tajam. Harga emas turun sekitar 2,2% dan perak 6%. Analis mengatakan bahwa penurunan harga emas tersebut karena turunnya harga minyak dunia dan menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang lainnya.

Perdagangan komoditas logam akan ditutup lebih awal pada tanggal 24 Desember 2014 dan tutup sepanjang 25 Desember 2014.

Dua Faktor Ini Masih Jadi Penyebab Emas Turun

Harga jual emas dunia masih tertekan pada transaksi awal minggu ini (22/12). Harga jual emas logam mulia Antam hari ini saja dijual turun.

Pada pekan lalu, harga emas bahkan turun hingga menyentuh level US$ 1.180 - 1.190an per ounce.

Berdasarkan Kontan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga jual emas.

Pertama, pelaku pasar menganggap the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat berdasarkan pernyataan The Fed pada pekan lalu.

Kedua adalah penguatan dollar AS memangkas tingkat permintaan konsumen untuk beli emas. The Bloomberg Dollar Spot Index pada pagi ini mendekati level tertingginya sejak tahun 2009.

Ekonom: Indonesia Punya 3 bulan Terkait Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan sepanjang pekan ini meski ditutup menguat pada akhir pekan.

Kurs Tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah menguat 0,52% menjadi 12.500 dan dalam sepekan melemah 0,54%.
gambar mata uang rupiah logam yang sedang turun
Rupiah

Adanya kekhawatiran arus modal keluar (capital outflow) yang cukup besar dari capital market serta ekspektasi kenaikan suku bunga menjelang pertemuan Dewan Gubernur The Fed (FOMC Meeting) dan kenaikan suku bunga Rusia menjadi penyebab utamanya melemahnya Rupiah.

Namun, intervensi yang dilakukan Bank Indonesia di pasar membuat nilai tukar rupiah kembali membaik.

Selain itu, adanya pernyataan The Fed yang masih akan menjaga suku bunga rendahnya sampai pertengahan tahun depan membantu penguatan mata uang Rupiah..

Berdasarkan Kontan, Bank Sentral Amerika Serikat memutuskan untuk menunda meningkatkan suku bunga dimana  diperkirakan akan terealisasi pada triwulan I tahun 2015 saja.

Saat suku bunga mulai dinaikkan kembali, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan kembali diuji apakah dapat bertahan sehingga tidak turun.

Ekonom dari Universitas Indonesia Berly Martwardaya mengungkapkan bahwa yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia adalah mengambil kebijakan jangka pendek. Hal ini dikarenakan Indonesia hanya punya waktu tiga bulan untuk membenahi sistem keuangannya.

Harga Emas Ditutup Turun 2,3 Persen Dalam Minggu Ini

Pada minggu ini harga emas dunia masih ditutup pada level $1.190-an per ounce.

Jika dihitung dari awal minggu, harga emas dunia telah mengalami penurunan sebesar 2,3 persen seperti yang dikutip dari Bloomberg.

Indeks saham di beberapa benua seperti Eropa, Amerika, dan juga Asia terus mencetak rekor dalam dua hari terakhir dimana hal ini dipicu oleh sentimen Janet Yellen.

Pada 17 Desember 2014 lalu Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat / The Fed, yaitu Janet Yellen, mengeluarkan pernyataan bahwa mereka masih akan menunggu waktu untuk menaikkan suku bunga ke level yang lebih tinggi.

Alhasil, nilai mata uang dolar Amerika naik. Begitu juga dengan saham. Akibatnya, daya tarik emas pun meredup sehingga harga emas turun kembali dibawah $1.200 per ounce.

Sedangkan harga perak dalam seminggu ini telah mengalami penurunan sebesar 6,8 persen. Berikut performansi harga emas dan perak dalam minggu ini:

Performance harga emas per 20 Desember 2014
  • 30 hari +0,19%
  • 6 bulan -8,99%
  • 1 tahun +0,19%
  • 5 tahun +10,10%

Performance harga perak per 20 Desember 2014
  • 30 hari -1,84%
  • 6 bulan -22,55%
  • 1 tahun -16,65%
  • 5 tahun -8,10%

Kejatuhan Harga Emas Tertahan Oleh Kebijakan The Fed

Kejatuhan harga emas dunia tertahan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserved (The Fed) setelah mereka mengelurkan pernyataan untuk tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.

Pernyataan The Fed tersebut dikeluarkan walaupun dalam laporannya data-data perekonomian di Amerika Serikat telah menunjukkan adanya perbaikan dalam beberapa bulan terakhir seperti data penjualan, klaim pengangguran dan data tenaga kerja.

Penundaan kenaikan suku bunga tersebut telah membuat harga komoditas mengalami perbaikan yang menguntukan dalam jangka pendek untuk harga emas.

Sementara itu di Rusia, krisis mata uang di Rusia mulai mereda walaupun belum mengalami penguatan yang cukup signifikan.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ekonomi negara tersebut akan stabil.

Harga emas logam mulia antam hari ini dijual lebih rendah dimana buy back turun sebesar Rp. 3.000 per gram.

Harga Emas Terjungkal Imbas Pernyataan The Fed

Harga emas dunia merosot sebagai respon pernyataan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed).

Banyak investor yakin bahwa suku bunga pinjaman akan tetap rendah dalam jangka waktu yang cukup lama meskipun The Fed memberi sinyal tidak akan menaikkan suku bunga acuan hingga 2015.

Menurut Departemen Tenaga Kerja AS, indeks harga konsumen AS turun 0,3 persen bulan lalu, dimana angka ini melampaui perkiraan.

Harga konsumen 1,3 persen lebih tinggi pada basis tahun-ke tahun dann Inflasi konsumen inti naik 0,1 persen dari bulan sebelumnya serta naik sebesar 1,7 persen jika dilihat secara tahunan.

Harga emas di Indonesia sendiri tidak bergerak jauh. Berdasarkan harga emas logam mulia dari Antam, harga emas hari ini sedikit mengalami penurunan.

Harga Emas Dunia sentuh Level Dibawah 1.200 dollar Amerika

Harga emas dunia menyentuh level dibawah US$1.200 per ounce pada Rabu 17 Desember 2014 waktu Indonesia.

Pergerakan harga emas dunia sempat mengalami sedikit kenaikan yang dipicu pelemahan dolar AS dan kekhawatiran pedagang jika Federal Reserve AS / The Fed akan mengubah kebijakan tentang kenaikan suku bunga.

gambar harga emas batangan
Investor saat ini menunggu untuk melihat apakah pertemuan terakhir Federal Reserve 2014 akan menghasilkan kebijakan yang berbeda.

Ekonomi AS telah menguat sejak pertemuan terakhir The Fed pada bulan Oktober 2014 ketika menegaskan bahwa suku bunga acuan tidak akan naik untuk waktu yang cukup.

Harga minyak dunia juga terus mempengaruhi pasar emas. Minyak mentah berjangka AS sedikit berubah setelah sebelumnya jatuh dibawah 54 dollar Amerika per barel. Harga minyak dunia ini merupakan harga terendah dalam lebih dari lima tahun.

Sedangkan harga emas lokal di Indonesia yaitu Logam Mulia dari Antam hari ini mengalami kenaikan dimana buy back / pembelian kembali berada pada harga Rp. 480.000 per gram.

Harga Emas Kembali Keok Mengikuti Harga Minyak

Harga emas dunia bergerak sejalan dengan harga minyak dunia.

Harga emas kembali mengalami penurunan hari ini seiring harga minyak gagal mempertahankan kenaikan.

Harga minyak tertekan setelah pejabat Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menunjukkan sinyal bahwa tidak akan memotong produksi meskipun harga minyak mentah dunia terus merosot.

Sementara itu, produksi industri naik 1,3 persen pada November 2014. Hal ini kenaikan terbesar sejak Mei 2010.

Harga emas dunia saat ini juga terpengaruh data ekonomi pada awal pekan ini dimana Indeks Empire State menunjukkan hasil negatif sejak bulan Januari 2013.

Harga emas sendiri saat ini masih diatas level $1.200an per ounce berdasarkan Kitco. Sedangkan harga emas logam mulia Antam pada hari ini mengalami penurunan.

Investor saat ini dalam posisi menunggu hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat/The Federal Reserve pada akhir pekan ini. Pernyataan kebijakan baru The Fed diharapkan dapat memberikan faktor pendorong untuk menaikkan harga emas.

Kejatuhan Harga Minyak Kali Ini Memakan Korban Bursa Asia

Setelah sebelumnya harga emas dunia, kali Bursa Asia merosot menyusul aksi jual saham dunia setelah harga minyak global terus mengalami penurunan.

Berdasarkan Liputan6, Senin 15 Desember 2014, indeks MSCI Asia Pasifik melemah 0,7 persen pada perdagangan pukul 9:17 waktu Tokyo. Level ini merupakan yang paling rendah sejak perdagangan pada 21 Oktober tahun 2014 ini.

Nilai tukar yen sendiri saat ini dalam posisi menguat terhadap dolar AS setelah Perdana Menteri Shinzo Abe kembali terpilih memimpin Jepang.

Yen tercatat menguat 0,6 persen terhadap mata uang dolar AS dan euro. Indeks saham Jepang Topix melemah 1,4 persen setelah nilai tukar yen menguat.

Sementara indeks saham S&P/ASX Sydney juga anjlok sebesar 1,1 persen setelah mata uang dolar Australia melemah 0,2 persen. Indeks saham Korea Selatan yang bernama Kospi juga merosot 0,6 persen. Begitu juga dengan indeks saham NZX 50 di Wellington yang merosot 0,9 persen.

Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate saat ini dalam posisi turun sebesar 2,4 persen ke harga US$ 56,3 per barel. Penurunan ini sudah terjadi empat hari berturut - turut.

Tahun 2014 harga telah mengalami penurunan hingga lebih dari US$ 40 per barel setelah produksi minyak AS yang besar di tengah proyeksi penurunan permintaan. WTI melanjutkan penurunan harganya ke bawah US$ 58 per barel menyusul aksi jual ekuitas AS.

"Selama berminggu-minggu, para pembuat kebijakan dari OPEC telah menolak untuk memangkas produksi minyak. Para investor kini khawatir bahwa kejatuhan harga minyak merupakan gejala lemahnya permintaan global yang kronis," ujar pakar strategi pasar di Bank Sentral Selandia Baru, Raiko Shareef.

Harga emas sendiri saat ini bergerak di kisaran US$ 1.216 per ounce pada siang hari ini. Tertekan dibandingkan harga penutupan Jumat pekan lalu di US$ 1.221 per ounce.

Optimisme terhadap perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan isu pertumbuhan ekonomi China yang melambat pada tahun 2015 meredam permintaan emas. Meski begitu, harga emas Antam dalam negeri hari ini justru mengalami kenaikan.

Harga Emas Turun Mengikuti Harga Minyak

Turunnya harga minyak, membuat harga emas turun. Harga minyak mentah turun setelah Badan Energi Internasional menurunkan prospek permintaan global.

Minyak mentah jenis West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari merosot US$ 2,14 menjadi US$ 57,81 per barel di New York Mercantile Exchange.

Kekuatan ekonomi juga menurunkan permintaan investor terhadap emas. Penjualan ritel pada bulang November 2014 naik 0,7 persen setelah melompat 0,5 persen pada bulan Oktober 2014 menurut sebuah laporan yang dirilis Departemen Perdagangan AS pada Kamis 11 Desember 2014. Penjualan mobil melonjak 1,7 persen setelah meningkat 0,8 persen pada bulan Oktober 2014.

Di dalam negeri Indonesia, per Desember 2014 Antam selaku perusahaan yang membuat emas logam mulia masih mengalami kerugian karena rendahnya harga komoditas tambang dunia saat ini.

Berdasarkan Kitco, pada minggu ini harga emas dunia ditutup pada level $1.221,80 per ounce.

Menjelang Akhir Tahun 2014, Antam Masih Merugi

Melihat kondisi saat ini, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) memproyeksikan harga emas dunia belum akan bergerak dari level kisaran US$ 1.200 sampai US$ 1.300 per ounce pada tahun depan 2015.

Melihat kondisi harga emas tersebut serta anjloknya harga-harga barang tambang lain, saat ini kinerja perseroan dalam kondisi tertekan.

Dikutip dari Liputan6, Kinerja keuangan Antam masih akan mencatatkan kerugian karena turunnya harga-harga barang tambang seiring penurunan permintaan dari Tiongkok yang sedeng mengalami kelesuan pertumbuhan ekonomi.

"Sampai dengan Desember ini, kita masih minus karena 35 persen penjualan terpotong dari ekspor bahan mentah (ore), harga turun dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat serta stoknya belum habis," ujar Direktur Utama Antam, Tato Miraza.

Mesiku begitu, Tato optimistis keadaan ini akan berbalik ke arah positif pada tahun depan lantaran proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia berpotensi membaik.

Dengan membaiknya kondisi ekonomi dunia diharapkan akan diikuti merangkaknya harga-harga komoditas.

"Mudah-mudahan tahun depan akan ter-cover karena kondisi pertumbuhan ekonomi dunia akan lebih positif. Lalu kondisi harga karena stok ore di Tiongkok, bauksit ore makin sedikit, sehingga harga kembali bagus. Misalnya Nikel, kita perkirakan itu bisa US$ 8,5 sampai US$ 9 per pound," pungkas dia.

Saat ini saja kondisi harga emas dunia sedang turun setelah bursa saham Amerika mengalami kenaikan.

Agar tidak ketinggalan informasi, jangan lupa follow kami di Twitter atau Facebook.