Instrumen Investasi 2022 dan 2023: Emas Paling Diminati

Survei Investasi Keuangan Digital

Digitalisasi akan terus memainkan peran penting dalam mempromosikan keuangan inklusi di seluruh kawasan ASEAN. Namun, produk investasi keuangan digital belum banyak dipilih oleh mayoritas penduduk di wilayah ini.

Berdasarkan survei World Economic Forum yang dilakukan oleh Databoks.katadata, dari masyarakat yang sudah berpenghasilan, 31% belum berinvestasi produk investasi mana pun. Kebanyakan warga ASEAN masih memilih berinvestasi emas (34%) dan saham (21%).

Sementara hanya 13% yang telah berinvestasi di exchange traded fund (ETF)/reksa dana. Senada, warga ASEAN yang berinvestasi token nonfungible (NFT)/kripto/aset digital lainnya hanya 13%.

Hal ini wajar dan dapat dipahami pada negara yang mayoritas berpenduduk muslim seperti Indonesia. Kenapa? karena dalam Islam ada aturan-aturan terkait investasi, sehingga masyarakat sangat berhati-hati atau lebih baik memilih instrumen investasi lain yang lebih jelas kehalalannya seperti menyimpan emas fisik.

Sebagai contoh pada instrumen investasi Saham, sebagai Muslim harus memastikan apakah perusahaan memiliki hutang ribawi atau menjalankan bisnis minuman keras, karena jika membeli saham pada perusahaan yang memiliki hutang ribawi atau berbisnis minuman keras, maka investor saham juga kena dosanya.

Survei Kenapa Tidak Investasi

Menurut survei Populix, dari sekitar seribu orang responden, ada 743 orang yang sudah berinvestasi (72%), sedangkan 295 orang lainnya tidak memiliki investasi dalam bentuk apapun (28%).

Pada kelompok yang tidak punya investasi, mayoritas atau 76% merasa pendapatan mereka belum cukup untuk berinvestasi. Lalu sebanyak 36% menilai investasi butuh modal besar, dan sebanyak 32% tidak berinvestasi karena takut mengambil risiko.

Ada juga sebanyak 20% yang tidak berinvestasi karena merasa praktiknya sulit dimengerti, lalu sebanyak 14% trauma dengan penipuan investasi, dan sebanyak 8% menilai bahwa investasi adalah riba, yakni bunga berlipat ganda dari harta pokok yang tidak sesuai ajaran Islam.

Survei ini dilakukan melalui aplikasi Populix pada 24-28 Oktober 2022 terhadap 1.038 responden berusia 18-55 tahun di seluruh Indonesia. Mayoritas responden adalah pekerja (45%) dengan status ekonomi kelas menengah (59%).

Survei Investasi: Emas Paling Diminati

Hasil survei Populix menunjukkan, sebanyak 95% responden mengaku berencana untuk melakukan investasi di masa depan. Mayoritas atau 49% responden mengatakan bakal berinvestasi pada emas batangan.

Produk investasi yang paling diminati berikutnya adalah emas perhiasan dan saham. Kedua produk investasi tersebut masing-masing dipilih oleh 42% responden.

Selain itu, properti juga menjadi produk investasi yang diminati responden sebanyak 37%. Kemudian, sebanyak 35% responden tertarik untuk berinvestasi di reksa dana.

Lalu, ada pula responden yang mengatakan berminat untuk investasi di deposito (32%), bisnis (24%), kripto (19%), dan tabungan mata uang asing (16%).

Sementara, persentase responden yang berminat untuk investasi di obligasi masih sangat sedikit yakni hanya 14%.

Sekali lagi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada mayoritas negara Muslim seperti Indonesia sangat wajar emas batangan menjadi pilihan investasi nomor satu karena paling aman dari hal-hal yang diharamkan berdasarkan ajaran Islam.

Penjualan Emas Diprediksi Meningkat Pada Tahun 2023

Dilansir dari CNBC Indonesia, Direktur Operasi dan Produksi Antam I Dewa Bagus Sugata Wirantaya menyebutkan penjualan emas pada 2023 ini memiliki kecenderungan untuk mengalami peningkatan seperti yang terjadi pada 2022 lalu.

Penjualan emas Antam pada 2022 lalu mencetak rekor tertinggi dari yang selama ini pernah diperoleh perusahaan. Pada 2023 ini, pihaknya memperkirakan penjualan emas akan semakin meningkat lagi.

Peningkatan penjualan emas pada 2022 dan prediksi akan semakin melonjak pada tahun 2023 ini, tak lain karena dipicu keadaan geopolitik dunia dan ancaman resesi global yang sudah di depan mata.

Harga emas global dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pasar ekonomi global, kemudian kurs (nilai tukar mata uang), dan yang terakhir adalah mengenai suplai dan permintaan (demand).

Proyeksi akan melonjaknya harga emas di tahun 2023 salah satunya adalah karena emas sendiri yang merupakan investasi yang tahan terhadap inflasi atau safe haven.

Harga emas ini terkerek, akan terdorong naik juga, dan tingginya demand di masyarakat akan memberikan nilai emas juga akan meningkat. Boleh dikatakan, ada tren cenderung makin meningkat, sehingga di tahun 2023 ini investasi emas masih memiliki investasi peluang yang sangat baik.

  • Direktur Operasi dan Produksi Antam, I Dewa Bagus Sugata Wirantaya
Tulisan ini dipublikasikan di lantakanemas.com dengan judul Instrumen Investasi 2022 dan 2023: Emas Paling Diminati.