Emas Makin Berkilau di 2025: Perang Iran-Israel, Tarif Trump, dan Gejolak Global

Gambar Harga Emas 2025

Tahun 2025 tampaknya menjadi “tahunnya” emas. Harga emas dunia melonjak tajam sejak awal tahun, membuat para investor sumringah.

Apa pasal? Perpaduan antara konflik geopolitik dan kebijakan ekonomi yang tak terduga membuat emas kembali diburu sebagai aset safe haven – istilah keren untuk aset yang dicari saat situasi sedang gak pasti.

Dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang bikin tegang pasar, hingga meletusnya konflik Iran-Israel yang memacu kepanikan, semuanya berperan dalam kenaikan harga emas tahun ini.

Bahkan, menjelang pertengahan Juni 2025 harga emas menyentuh kisaran US$3.428 per ounce, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa di level ~US$3.500 yang tercapai pada April lalu.

Yuk, kita bahas kronologis lonjakan harga emas 2025 ini secara santai tapi informatif!

Awal 2025: Tarif Trump Bikin Pasar Waswas, Emas Mulai Menanjak

Memasuki awal 2025, pasar keuangan global langsung dihadapkan pada babak baru kebijakan ekonomi AS di bawah Presiden Trump (yang mulai periode keduanya). Investor di seluruh dunia harap-harap cemas menebak langkah Trump selanjutnya. Dan benar saja, tak lama kemudian Trump mengancam bakal menerapkan tarif impor yang tinggi. Di akhir Januari 2025, ia menetapkan tenggat untuk mengenakan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko, sambil menggertak akan menambah tarif baru untuk barang-barang dari Tiongkok.

Kebijakan perang dagang model Trump ini sontak bikin pelaku pasar khawatir akan perlambatan ekonomi global dan lonjakan inflasi akibat harga impor yang mahal.

Bagaimana reaksi investor? Mereka berbondong-bondong menaruh dana ke aset aman seperti emas. Alhasil, harga emas yang awal tahun masih di kisaran US$2.600-2.700 per ounce langsung meroket menembus level US$2.800 per ounce di akhir Januari. Ini bahkan all-time high baru saat itu – rekor tertinggi yang pernah dicapai emas.

Bayangkan, baru sebulan berjalan, emas sudah naik hampir 7% sepanjang Januari. Kenaikan ini menjadikan Januari 2025 bulan terbaik emas sejak Maret 2024. Para analis mengatakan “ada banyak ketidakpastian sekarang, terutama soal geopolitik dan tarif”, jadi wajar emas dilirik sebagai “payung” untuk berjaga-jaga.

Faktor pendukung lain di awal tahun adalah indikasi perlambatan inflasi AS yang memberi harapan bahwa suku bunga mungkin akan turun. Data inflasi inti (Core CPI) Desember 2024 rilis di pertengahan Januari 2025 menunjukkan kenaikan hanya 3,2% year-on-year, sedikit di bawah prediksi. Bagi investor, inflasi jinak artinya Federal Reserve (bank sentral AS) mungkin akan melunak dan mulai mempertimbangkan pemangkasan suku bunga lebih cepat.

Dolar AS pun sempat melemah setelah data itu, yang turut membuat emas (yang harganya dalam USD) jadi lebih murah bagi investor luar negeri. Kombinasi kabar inflasi jinak dan kekhawatiran tarif Trump inilah yang membuat emas terus menanjak di Januari.

Maret 2025: Rekor Baru di Atas $3.000, Emas Terangkat Gejolak Global

Memasuki akhir kuartal pertama, harga emas semakin melejit. Pada Maret 2025, emas tembus US$3.000 per ounce untuk pertama kalinya dalam sejarah. Tepatnya sekitar 20 Maret, harga emas menyentuh rekor ~US$3.057 per ounce sebelum sedikit terkoreksi.

Apa pemicunya? Situasi geopolitik dunia lagi-lagi bergejolak, memberi “bensin” tambahan bagi reli emas. Di Timur Tengah, konflik Israel-Palestina kembali memanas – Israel dilaporkan kembali menggempur Gaza setelah gencatan senjata singkat, menewaskan puluhan warga.

Dari sisi ekonomi, sinyal kebijakan The Fed turut mendorong emas terbang tinggi. Pada pertengahan Maret, The Fed mengisyaratkan potensi dua kali pemotongan suku bunga 0,25% sebelum akhir tahun demi mengantisipasi pertumbuhan ekonomi yang melemah. Para trader bahkan memproyeksikan penurunan suku bunga sekitar 0,69% selama 2025. Lingkungan suku bunga rendah adalah “surga” bagi emas.

April-Mei 2025: Perang Dagang Memanas, Emas Cetak All-Time High

Drama perang dagang AS-Tiongkok mencapai klimaks di musim semi 2025 dan emas naik kelas dari sekadar rekor lokal $3.000 ke level rekor baru sepanjang masa.

Pada awal April 2025, Trump benar-benar meningkatkan tarif impor barang Tiongkok menjadi 125% (dari sebelumnya ~104%). Tiongkok membalas, pasar panik, dan pada 10 April 2025 harga emas melonjak hampir 3% dalam sehari hingga mencetak rekor tertinggi baru ~US$3.171 per ounce.

Menurut Investopedia, bulan April 2025 emas akhirnya mencapai puncak sekitar US$3.500 per ounce, rekor tertinggi sepanjang masa. Artinya sejak awal 2025, emas sudah naik lebih dari 25% hanya dalam empat bulan pertama.

Menjelang akhir April, muncul harapan damai dagang. Tiongkok bersedia mengecualikan beberapa produk AS, Trump melunak, dan harga emas sempat terkoreksi ke US$3.290 per ounce. Tapi sentimen bullish tetap kuat.

Lalu di bulan Mei, Trump kembali mengancam tarif baru terhadap Uni Eropa, membuat harga emas melonjak lagi ke sekitar US$3.362 per ounce pada 23 Mei 2025.

Juni 2025: Perang Iran-Israel Memuncak, Investor Panik Cari Safe Haven

Dunia dikejutkan oleh memanasnya konflik Iran vs Israel.

Pada 13 Juni 2025 Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Iran. Serangan ini memicu ketakutan akan perang besar di Timur Tengah.

Investor global segera memborong emas. Harga emas langsung melejit pada hari itu ke US$3.428 per ounce, makin mendekati rekor tertingginya. Dalam sepekan menjelang serangan itu saja, emas sudah terapresiasi ~4%.

Presiden AS Trump menyalahkan Iran, ketegangan terus membesar, dan emas makin dipandang sebagai perlindungan.

Ditambah lagi, data inflasi AS yang lebih jinak memberi sinyal The Fed akan memangkas suku bunga. Kombinasi suku bunga turun + geopolitik panas membuat emas tetap bullish.

Faktor Makro Lain: Inflasi, Suku Bunga, dan Ketidakstabilan Global

Beberapa faktor lain yang terus mendukung reli emas sepanjang 2025:

  • Inflasi global yang berpotensi kembali naik karena tarif impor Trump dan konflik minyak di Timur Tengah.
  • Suku bunga AS yang cenderung mulai dipangkas oleh The Fed.
  • Ketakutan resesi dan perlambatan ekonomi di AS dan Eropa.
  • Aksi beli bank sentral dunia yang terus menambah cadangan emas.
  • Ketidakpastian geopolitik global: Rusia-Ukraina, Taiwan, Laut China Selatan.

Bahkan, Goldman Sachs memproyeksikan harga emas bisa tembus $3.700 di akhir 2025, dan Bank of America melihat potensi $4.000 dalam setahun.

Penutup: Akankah Kilau Emas Bertahan?

Melihat perjalanan dari awal tahun hingga pertengahan 2025, harga emas telah melewati pasang surut yang dramatis. Kini emas masih bertengger di level tinggi ~US$3.400-an per ounce, naik sekitar 25-30% dibanding awal tahun.

Selama ketidakpastian belum mereda, emas akan tetap menarik. Bahkan jika ada koreksi, banyak investor siap memborong di harga diskon.

Kesimpulannya: sedia emas sebelum badai!

Referensi untuk dibaca lanjut:

Tulisan ini dipublikasikan di lantakanemas.com dengan judul Emas Makin Berkilau di 2025: Perang Iran-Israel, Tarif Trump, dan Gejolak Global.