Saham dan Minyak Jatuh, Harga Emas Naik 1 Persen

  • Kategori:
Harga emas terus naik ke level tertingginya dalam satu bulan terakhir dan menyentuh level $1.236 per ounce.

Kenaikkan tersebut karena adanya perubahan ekspektasi mengenai Bank Sentral AS (The Fed) akan tak akan tergesa-gesa dalam meningkatkan suku bunganya.

Data menunjukkan bahwa 252 ribu lowongan pekerjaan berhasil dicetak bulan lalu, namun data nonfarm payroll dari Amerika menunjukkan jumlah upah mengalami penurunan terbesar dalam delapan tahun pada bulan Desember. Hal inilah yang dinilai akan membuat The Fed berhati - hati dalam menaikkan suku bunganya.

Penyebab lainnya adalah kejatuhan bursa saham di Eropa dan Amerika karena jatuhnya harga minyak yang menyentuh level terendahnya sejak April 2009 seperti yang dikutip dari Reuters.

Melemahnya harga minyak cenderung ikut melemahkan harga emas karena dapat mengurangi kebutuhan untuk logam mulia sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang dikarenakan harga minyak. Namun kejatuhan harga minyak yang terus menerus kali ini sepertinya justru meningkatkan permintaan emas sebagai lindung nilai sehingga harga emas pun ikut naik.

Harga emas dunia minggu lalu memiliki kenaikan mingguan tertinggi sebesar 2,9% sejak bulan Juni. Harga emas logam mulia Antam pun ikut naik dimana harga emas antam per 12 Januari 2015 harga beli kembali / buy back berada pada level Rp. 493.000 per gram.

Lalu tingginya permintaan oleh Cina dalam rangka menjelang Imlek terhadap komoditas logam seperti emas ikut menaikkan harga emas.

Perak naik 0,4 persen ke level $16,56 per ounce, platina naik 1,1 persen ke level $1.238 per ounce, dan paladium naik hingga 1,1 persen ke level $809 per ounce.Tulisan ini dipublikasikan di lantakanemas.com dengan judul Saham dan Minyak Jatuh, Harga Emas Naik 1 Persen.